Month: Juli 2016

Kerentanan yang Terlihat

Saat menjalani pemulihan beberapa minggu setelah bahu saya dioperasi, hati saya merasa takut. Saya telah terbiasa memakai penyangga bahu, tetapi dokter dan terapis fisik mengatakan bahwa saya tidak perlu lagi memakainya. Pada saat itulah saya membaca pernyataan ini: “Pada tahap pemulihan, penyangga bahu tidak lagi diperlukan kecuali sebagai tanda kerentanan yang terlihat dalam situasi yang tak terkendali.”

Saling Menajamkan

Perkataan teman saya itu sungguh menyakitkan. Sembari berusaha tidur, saya berjuang untuk berhenti memikirkan komentar-komentar pedasnya tentang ketegasan sikap saya. Di atas tempat tidur itu, saya meminta hikmat dan ketenangan dari Allah. Beberapa minggu kemudian, karena masih terusik oleh masalah itu, saya pun berdoa, “Aku terluka, ya Tuhan, tetapi tunjukkan padaku apa yang perlu kuubah. Tunjukkanlah padaku apa yang benar dari pendapatnya.”

Uji Tanding

Uji tanding dalam permainan kriket dapat berlangsung dengan sengit. Regu-regu bertanding dari pukul 11.00–18.00 dengan istirahat makan siang dan jeda di sore hari, dan pertandingan tersebut dapat berlanjut sampai lima hari lamanya. Kompetisi tersebut menjadi ujian bagi ketahanan sekaligus keahlian dalam bermain.

Sepatu Kuda yang Salah

Kekalahan pasukan Napoleon di Rusia 200 tahun lalu dikaitkan dengan kerasnya kondisi musim dingin di sana. Ternyata salah satu masalah spesifik yang ditemui adalah kuda-kuda yang dikerahkannya masih memakai sepatu untuk musim panas. Saat musim dingin tiba, kuda-kuda yang menarik kereta perbekalan itu mati terpeleset di atas jalan yang licin oleh es. Terputusnya perbekalan membuat pasukan Napoleon berkurang drastis dari 400.000 menjadi 10.000 tentara. Kekeliruan kecil yang membawa bencana besar!

Bebas dari Rasa Takut

Ketakutan diam-diam menyelinap ke dalam hati saya. Saya dibuatnya tidak berdaya dan putus asa. Rasa takut merenggut kedamaian dan konsentrasi saya. Apa yang saya takutkan? Saya mengkhawatirkan keselamatan keluarga saya atau kesehatan orang-orang yang saya kasihi. Saya dibuat panik ketika kehilangan pekerjaan atau hubungan keluarga yang rusak. Ketakutan membuat saya melihat diri sendiri dan merasakan bahwa adakalanya hati saya sulit untuk beriman.